Tidak Kunjung Lulus Malah di D.O, Perlukah SPK untuk Mahasiswa Amikom?

Sistem Penunjang Keputusan
Perlukah Sistem Penunjang Keputusan untuk Mahasiswa Amikom?

Ini adalah post lanjutan dari tulisan sebelumnya, bisa dibaca pada judul berikut

Perlukah Amikom Mempunyai Sistem Penunjang Keputusan untuk Mahasiswa?

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah salah satu solusi untuk pengambilan keputusan yang sifatnya general. SPK banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar guna untuk pendukung dari sebuah keputusan. Sehingga segala keputusan tidak harus dilahirkan dari sebuah rapat.

Bagaimana jika SPK diterapkan di Universitas Amikom? Apa yang akan diekseskusi oleh aplikasi ini? Paling mendasar adalah tentu saja diterapkan untuk mahasiswa.

Seperti yang kita ketahui jika di Amikom menerapkan mata kuliah jurusan yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa. SPK akan membantu mahasiswa guna pendukung pengambilan keputusan saat mahasiswa hendak mengambil mata kuliah konsentrasi.

Mulai tahun 2015 setiap mahasiswa yang hendak mengambil Tugas Akhir atau Skripsi diwajibkan sesuai dengan konsentrasi yang telah diambil. Sehingga hal ini sangat penting untuk mahasiswa agar tidak kualahan saat pengerjaan skripsi karena dari awal telah salah ambil konsentrasi

Beberapa teman saya mengaku salah ambil konsentrasi, hal tersebut ia sadari setelah kemampuannya tidak bisa mengikuti materi dari mata kuliah konsentrasi tersebut.

Untungnya pada angkatan kami, peraturan masih bebas tidak harus sesuai dengan konsentrasi yang pernah diambil.

Berikut akan saya paparkan kenapa Amikom harus (sangat) mempunyai SPK untuk diterapkan kepada mahasiswa.

  1. Pada saat mahasiswa pertama kali terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Amikom, system telah merekam riwayat akademik yang bersangkutan. Sehingga kelak rekaman tersebut dapat digunakan untuk kepentingan mahasiswa dan dosen wali.
  2. SPK merekam nilai setiap mahasiswa pada semesternya, hal ini digunakan untuk melihat kompetensi dari mahasiswa tersebut, sehingga diharapkan dikemudian hari tidak ada lagi mahasiwa yang terlantar karena tidak tahu kemampuannya.
  3. Dari semester I hingga waktu untuk pengambilan konsentrasi, SPK memberitahukan record dari nilai-nilai sebelumnya, sehingga system dapat merekomendasikan untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan mata kuliah konsentrasi. Dengan begitu, dosen wali tidak lagi dibebani oleh curhatan atau pertanyaan dari mahasiswanya.
  4. Setiap jurusan di Amikom mempunyai beberapa pilihan konsentrasi, salah satu contohnya adalah Jurusan Sistem Informasi. Di Sistem Informasi terdapat 3 konsentrasi,
  • E-Commerce
  • Multimedia
  • Sistem Informasi Akuntansi

Diharapkan dengan adanya SPK, system telah merekomendasikan konsentrasi yang tepat sesuai dengan hasil belajarnya di semester-semester sebelumnya. Sehingga kesalahan mahasiswa salah mengambil konsentrasi akan semakin minim.

  1. Setelah mahasiswa selesai mengambil mata kuliah konsentrasi, maka SPK akan memberikan rangkuman dengan analisis berdasarkan nilai-nilai pada semester sebelumnya. Hal ini digunakan untuk menunjang kepercayaan diri saat mengambil tugas akhir.
  2. Dengan analisis yang telah diberikan oleh SPK maka akan mengurangi mahasiswa yang salah ambil tema tugas akhir.
  3. Setelah SPK memberikan analisis dan rekomendasi untuk mahasiswa, SPK akan menjadi penunjang keilmuan dari mahasiswa setelah lulus. Ya setidaknya sama seperti sertifikat.

Goal dari penerapan SPK untuk mahasiswa Amikom adalah pengetahuan akan kemampuan dari mahasiswa itu sendiri. Penerapan SPK ini juga menjadi salah satu perhatian pihak kampus untuk mahasiswa yang membutuhkan perhatian, khsusnya yang galau akan skripsi.

Semoga tulisan ini tidak dibaca pihak lembaga, sehingga tulisan ini akan menjadi sampah elektronik yang mencemari pikiran-pikiran kosong setiap pembaca.

“Tidak ada manusia yang sangat baik dan sangat jahat, yang ada hanya kita yang tidak mengetahui siapa diri kita.” – Penulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *